Langsung ke konten utama

persuasi dan negosiasi


Model tentang dasar persuasi

  1. Model Komunikasi Berlo
Menurut Larson (1986), salah satu model komunikasi yang digunakan untuk menjelaskan proses komunikasi persuasif adalah model komunikasi Berlo yang dicetuskan oleh David K. Berlo dan merupakan pengembangan dari model komunikasi Shannon dan Weaver. Model komunikasi Berlo atau dikenal juga dengan model komunikasi SMCR terdiri dari empat unsur komunikasi yaitu sumber, pesan, saluran komunikasi, dan penerima pesan. Keempat unsur tersebut merupakan bagian dari proses persuasi. Merujuk pada model komunikasi Berlo, kita harus waspada terhadap motivasi sumber, kita juga harus memperhatikan pesan, media yang digunakan untuk mengirim pesan, dan efek yang terjadi. Pada akhirnya, kita perlu untuk memiliki kesadaran tentang peran kita dalam persuasi (Baca juga : Model Komunikasi Linear).
  1. Model Persuasi Rank
Hugh Rank (1976) mengusulkan sebuah model persuasi yang membantu mengajarkan kepada kita agar menjadi penerima pesan yang yang kritis. Rank menyebutnya dengan intensify/downplay schema atau skema mengintensifkan atau mengecilkan aspek-aspek tertentu. Gagasan dasar model persusasi ini adalah pada umumnya persuader menggunakan dua macam taktik untuk mencapai tujuannya yaitu mengintensifkan atau mengecilkan aspek-aspek tertentu atau keduanya (Baca juga : Teori Atribusi).
  1. Model Kemungkinan Elaborasi
Richard Petty dan John Cacioppo (1980) mengembangkan model kemungkinan elaborasi atau elaboration likelihood model yang menyatakan bahwa persuasi secara tradisi dikaitkan dengan dua rute yaitu rute sentral dan rute periferal. Model ini membentuk faset baru teori rute atau teori dua proses. Model kemungkinan elaborasi berpendapat bahwa kemungkinan persuasi yang efektif bergantung pada seberapa besar keberhasilan komunikasi dalam mengingatkan representasi mental yang relevan yang merupakan kemungkinan elaborasi (Baca juga : Teori Komunikasi Persuasif).
  1. Model Respon Kognitif
Model persuasi respon kognitif pertama kali digagas oleh Anthony Greenwald (1968). Respon kognitif adalah pemikiran yang dimiliki setiap individu ketika bereaksi terhadap pesan persuasi. Model ini menunjukkan bahwa mempelajari respon kognitif terhadap persuasi menyuguhkan dasar bagi pemahaman tentang efek komunikasi (Baca juga : Teori Disonansi Kognitif).

  1. Model Perubahan Sikap Yale
Model perubahan sikap  Yale dikenal dengan sebutan pendekatan perubahan sikap Yale yakni suatu studi tentang kondisi dimana orang cenderung mengubah sikap mereka sebagai bentuk respon mereka terhadap pesan persuasif. Pendekatan ini pertama kali dipelajari oleh Carl Hovland dan rekan-rekannya di Yale University. Model dasar pendekatan ini dapat digambarkan sebagai “siapa –  mengatakan apa – kepada siapa”. Menurut model ini, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi setiap komponen komunikasi persuasif, diantaranya adalah kredibilitas dan daya tarik komunikator, kualitas dan ketulusan pesan, perhatian, kecerdasan dan usia penerima pesan (Baca juga : Model Komunikasi Carl Hovland).
  1. Model Dua Faktor McGuire
William McGuire (1968) mengembangkan model persuasi dua faktor yang mengkombinasikan perhatian dan pemahaman ke dalam satu faktor penerimaan. Model ini didasarkan atas pendekatan Yale yang menyatakan bahwa perhatian dan pemahaman menentukan apa yang akan dipelajari oleh penerima pesan dengan menekankan pada isi pesan komunikator.
Proses lainnya yang melibatkan perubahan dalam motivasi, diasumsikan untuk menentukan apakah penerima pesan akan menerima atau mengadopsi apa yang ia pelajari. Karenanya, efek komunikasi bergantung pada dua faktor yaitu mempelajari isi pesan dan menerima apa yang telah dipelajari. Model dua faktor McGuire berpendapat bahwa proses persuasi melibatkan dua tahap yaitu penerimaan isi pesan dan menghasilkan apa yang dipahami (Baca juga : Teori Pelanggaran Harapan).
  1. Model Heuristik-Sistematis
Model Heuristik-Sistematis dikenalkan oleh Alice Eagly dan Shelly Chaiken. Model heuristik-sistematis menjelaskan bagaimana orang-orang menerima dan memproses pesan persuasi. Model ini menyatakan bahwa setiap individu dapat melakukan pengolahan pesan persuasi secara heuristik atau sistematis. Pengolahan pesan secara heuristik umumnya menggunakan aturan-atuan penilaian yang dikenal sebagai struktur pengetahuan yang dipelajari dan disimpan dalam memori. Sedangkan pengolahan pesan secara sistematis melibatkan pemahaman dan analitis, pengolahan atau pemrosesan kognitif dari informasi yang relevan dengan penilaian (Baca juga : Teori Pengolahan Informasi).

Manfaat Mempelajari Model Komunikasi Persuasif
Mempelajari model komunikasi persuasif dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah :
  • kita dapat mengetahui dan memahami arti persuasi
  • kita dapat mengetahui dan memahami arti komunikasi persuasif
  • kita dapat mengetahui dan memahami beberapa model komunikasi persuasif yang dikemukakan oleh para ahli
Demikianlah ulasan singkat tentang model komunikasi persuasif menurut para ahli. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang salah satu teknik komunikasi yaitu komunikasi persuasif dan model komunikasi persuasif sebagai sarana untuk menjelaskan atau menggambarkan proses persuasi.


Factor factor yang dapat menghambat persuasi
hambatan dalam komunikasi persuasive
            Pada umumnya, hambatan komunikasi dapat diselesaikan oleh dua faktor, yakni faktor mekanistis komunikasi manusia dan faktor psikologis. Selain itu, hambatan tersebut dapat diselesaikan oleh dogmatisme, stereotipe, dan pengaruh lingkaran. Kondisi itu pun dapat pula disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dapat berupa persepsi sosial, posisi sosial, dan proses sosial, sedangkan faktor eksternal dapat disebabkan oleh faktor penguatan (reinforcement) dan faktor harapan yang diinginkan.
Citra (image) persuader dalam komunikasi persuasif sangat menentukan dalam mengubah, membentuk dan memperkuat sikap, pendapat dan perilaku sasaran sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Citra persuader berbanding lurus dengan kredibilitasnya.
Persuader dalam melakukan komunikasinya, akan dihadapkan pada masalah sikap, nilai, dan kepercayaan sasaran yang bertentangan.
Sasaran yang dihadapi persuader dalam menerima pesannya tidak semata menggunakan pikiran yang logis saja. Mereka kadangkala menggunakan perasaan, keinginan, serta pilihan-pilihannya untuk mengambil keputusan. Mereka kadang-kadang bersikap apatis atau skeptis




Perbedaan Persuasi dan Negosiasi
Meskipun memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan keuntungan, namun persuasi dan negosiasi memiliki beberapa perbedaan yakni :
1. Persuasi lebih kepada memberikan pengaruh yang dilakukan salah satu pihak, sedangkan negosiasi lebih kepada keputusan yang dilakukan karena hasil keputusan dari kedua belah pihak tanpa ada unsur pemaksaan atau pengaruh.
2. Persuasi membiarkan orang lain (persuadee) bebas melakukan apapun yang mereka inginkan setelah persuader berusaha meyakinkan mereka, sedangkan negosiasi tidak diberikan kebebasan karena sudah memutuskan apa yang harus dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama
3. Persuader harus mengumpulkan informasi dan fakta sebelum melakukan persuasi dengan orang lain, sedangkan negosiasi tidak membutuhkannya karena mereka akan berhadapan langsung dan mengeluarkan apa saja yang bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam sebuah negosiasi.


Tahapan tahapan negosiasi
5 tahapan negosiasi yaitu:

1. Persiapan dan perencanaan.
Pada tahap ini kita diharapkan bisa memutuskan apa yang kita mau dan kenapa. Pengumpulan data sangat diperlukan untuk mendukung posisi kita.
enyampaian argumen dalam mendukung posisi kita haruslah dengan bijaksana. Selain itu kita juga harus menentukan apa yang diinginkan pihak lain dan kenapa. Mengerti kemampuan kita dan pihak lain serta mengatur dan mengembangkan strategi kita dalam bernegosiasi.

2. Definisi peraturan.

Menentukan garis besar dan aturan untuk bernegosiasi, siapa yang akan menjadi bagian dari negosiasi dan masalah apa yang akan kita negosiasikan. Waktu dan tempat negosiasi juga perlu kita tentukan, kapan dilakukan, berapa lama dan lokasi negosiasi.



3. Penjelasan dan pembenaran.
Dalam tahap ini masing-masing pihak mengutarakan apa yang diinginkan. Kita bisa memberikan dokumentasi yang diperlukan untuk mendukung posisi kita.

4. Tawar menawar dan penyelesaian masalah.
Pencarian solusi dilakukan dalam tahap ini. Kedua belah pihak diharapkan saling fokus pada masalah dan kepentingan bukan pada orang atau posisi. Pandangan kedepan diperlukan untuk mempercepat menemukan titik temu. Mengungkit-ungkit masa lalu akan memperlambat proses penyelesaian masalah. Ide yang menarik dan bervariasi bisa muncul dalam rangka menyelesaikan masalah.

5. Penutupan dan implementasi.
Ini adalah tahap terakhir dari negosiasi. Segala sesuatu yang diputuskan bersama hendaknya diformalkan. Hal-hal yang musti dipastikan adalah:
• Dokumen yang sudah disepakati.
• Meneliti kembali pon-poin utama untuk menghindari salah pengertian.
• Uraikan dengan jelas semua ketetapan dari persetujuan .
• Buatlah secara tertulis.
• Kedua pihak harus membaca dan menandatangani untuk memperoleh kesepakatan atas apa yang dirundingkan.

Faktor yang menentukan keberhasilan sebuah negosiasi

1. Kesediaan semua untuk berkompromi dengan pihak lain.
2. Tidak ada pihak yang di rugikan.
3. Kesepakatan yang dicapai bersifat praktis dan dapat dilakukan.
4. Alasan yang disertakan mampu memengaruhi pihak lain.


Factor yang mempengaruhi kelancaran komunikasi persuasi

1. Penyampaian pesan yang baik
Penyampaian pesan dari seorang komunikator akan mempengaruhi sikap komunikan jika pesan tersebut disampaikan dengan baik, tidak bertele-tele dan langsung pada point pembicaraan. Jika penyampaian pesan tersebut dilakukan dengan baik, maka sikap dan perilaku komunikan dapat dipastikan akan berubah mengikuti kemauan komunikator. Namun, jika penyampaian pesan yang dilakukan oleh seorang komunikator tersebut terkesan bertele-tele, tidak memiliki solusi atau bahkan terkesan memaksa, maka dapat dipastikan komunikan sebagai pendengar akan pergi dan menghindar. Penyampaian pesan yang baik merupakan salah satu
2. Komunikator sebagai pemilik kuasa
Komunikator dapat menimbulkan sikap tunduk dari seorang komunikan, karena komunikator bertindak sebagai pemegang kekuasaan. Tapi, kekuasaaan tersebut tidak boleh digunakan untuk menekan komunikan pada saat komunikasi terjadi. Komunikator sebagai pemilik kekuasaan dapat kita lihat pada beberapa profesi seperti guru, pemerintah, sales promotion, dan lain sebagainya yang menggunakan komunikasi persuasif untuk mengambil sebuah keputusan dan kesepakatan.
3. Berikan keleluasaan terhadap komunikan
Pada saat berkomunikasi, seorang komunikan harus diberi kebebasan sebebasnya untuk melihat baik dan buruknya sebuah pesan yang disampaikan. Jangan memaksa komunikan agar mengikuti perkataan, tapi berusahalah agar dia mengikuti perkataan komunikator atas kesadaran sendiri. Karena jika seorang komunikan merasa dirinya tidak bebas atau cenderung dipaksa, kemungkinan besar komunikan tersebut akan berontak dan membantah semua perkataan yang diucapkan atau disampaikan komunikator.
4. Buat komunikan percaya
Pesan yang disampaikan oleh komunikator seperti  kata-kata, gerak tubuh, intonasi suara dan lain sebagainya harus mampu membuat seorang komunikan percaya dan yakin dengan apa yang Ia dengarkan. Kepercayaan yang berhasil dibentuk oleh komunikator, juga akan mempengaruhi minat dari komunikan untuk berbagi pesan atau informasil. Jika komunikan telah percaya dan semakin percaya dengan komunikator, maka semua informasi yang diinginkan oleh komunikator akan mudah untuk didapatkan.
5. Pilih komunikan dengan teliti
Komunikan merupakan orang atau kelompok yang menjadi target seorang komunikator dalam melakukan persuasi, oleh karena itu komunikator harus teliti untuk memilih komunikan. Usahakan memilih komunikan yang memang gampang untuk dipengaruhi dan dibujuk.
6. Bentuklah tanggapan yang baik pada komunikan
Komunikasi persuasif bertujuan untuk menanamkan dan membentuk tanggapan komunikan pada sebuah komunikasi yang dilakukan. Oleh karena itu, seorang komunikator harus mampu membentuk tanggapan komunikan dengan baik.

7. Ciptakan kesan yang baik
Sebuah kesan yang baik akan terbentuk pada saat komunikasi pertama kali dilakukan. oleh karenanya komunikator diharuskan mampu menciptakan kesan tersebut dengan baik bagi setiap komunikan yang ditemui. Kesan yang baik tersebut merupakan faktor penting dalam keberhasilan sebuah komunikasi persuasif.
8. Pahami komunikan dengan baik
Komunikator yang baik adalah yang mau mendengarkan setiap jawaban dari komunikan karena dengan mendengarkan komunikan, komunikator akan mengetahui karakter, keluhan, dan kebutuhan komunikan. Ketika semua hal pada komunikan sudah diketahui, maka untuk memahami komunikan tidak akan menjadi sulit dan komunikator akan mampu mempengaruhi emosi dan alam bawah
9. Tingkatkan keahlian Anda sebagai komunikator
Keahlian seorang komunikator juga akan sangat mempengaruhi kepercayaan, dan eksistensi dari seorang komunikan. Mengembangkan keahlian sebagai komunikator bertujuan agar komunikator tersebut lebih ahli dalam mempengaruhi dan melakukan persuasi kepada komunikan.
10. Berikan motivasi kepada komunikan
Menerapkan teknik motivasi menggunakan kompensasi dan insentif atau pemberian kata-kata yang menggugah semangat komunikan dapat menciptakan seperti hutang budi pada diri komunikan. Komunikan yang telah mendapatkan banyak motivasi dari komunikator akan merasa berkewajiban untuk membalasnya.
11. Carilah sumber-sumber bahasan yang terpercaya
Sumber bahasan yang terpercaya akan memberikan kesan bahwa seorang komunikator tersebut memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup. Hal ini juga akan membuat seorang komunikan lebih yakin mendengarkan setiap perkataan dari seorang komunikator.
12. Pelajari situasi pada saat melakukan komunikasi
Setiap komunikasi pasti dilakukan dalam berbagai situasi yang terjadi dan situasional lingkungan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, seorang komunikator harus mengetahui bagaimana situasi perasaan komunikan, situasi lingkungan, kondisi serta latar belakang tempat terjadinya komunikasi persuasif dilaksanakan.


13. Pilih media yang baik dan benar
Pemilihan media yang baik dan benar juga akan mendukung proses terjadinya komunikasi berjalan dengan baik. Banyak sekali macam macam Media komunikasi yang dipilih tersebut harus mampu menyampaikan pesan suara yang ingin disampaikan sesuai dengan keinginan dan makna yang direncanakan. Media tersebut bisa menggunakan televisi, radio, media sosial, ataupun media massa lainnya yang dapat menyiarkan pesan dan menjangkau sasaran yang telah ditetapkan. Terdapat pula Media Komunikasi Politik yang bisa memuluskan anda dalam melakukan komunikasi persuasif.
14. Perhatikan efek yang timbul
Komunikasi persuasif yang dilakukan tentunya akan memberikan efek atau dampak kepada orang-orang yang telah dipilih dan dijadikan sebagai sasaran. Nah, agar proses tersebut tetap berjalan dengan baik, seorang komunikator harus memikirkan efek yang akan ditimbulkan setelah proses komunikasi terjadi. Jangan sampai efek yang ditimbulkan malah memberikan akibat yang buruk bagi komunikator ataupun komunikan itu sendiri. Mungkin dengan mengetahui Efek Media Massa Secara Umum  akan membantu anda mencegah hambatan yang mungkin terjadi pada saat melakukan komunikasi persuasif.
15. Tentukan hasil yang diinginkan
Seorang komunikator juga harus menentukan hasil apa yang ingin dan akan dicapai jika proses komunikasi sudah terjadi. Hasil yang diinginkan misalnya adalah agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, membeli sebuah barang atau jasa dan lain sebagainya.

Teknik lainnya (16-20)

Selain teknik-teknik diatas, masih ada beberapa teknik komunikasi persuasif yang lain, yang mungkin juga dapat anda pelajari. Teknik tersebut adalah :
  • Teknik Asosiasi yang menyajikan pesan dengan cara menggabungkannya dengan objek atau peristiwa yang sedang menarik perhatian komunikan.
  • Teknik Integrasi yang menyatukan diri komunikator dengan diri komunikan dengan menggunakan kata-kata verbal yang bermakna menyatakan satu bagian atau satu sisi dengan komunikan, seperti menggunakan kata “kita”.
  • Teknik Ganjaran merupakan teknik yang memperngaruhi seseorang atau kelompok dengan memberikan sebuah janji atau imbalan tertentu.
  • Teknik Red – Herring yang biasanya digunakan komunikator ketika berada dalam posisi yang terdesak sehingga harus menghindar dari pertanyaan demi pertanyaan komunikan.
  • Teknik Tataan  yaitu menyusun pesan komunikasi agar enak didengar, dilihat atau dibaca serta memberikan efek agar komunikan mengikuti apa yang disarankan pada pesan yang dibuat tersebut.
Setelah melihat dan membaca penjelasan dari Pakar Komunikasi diatas, kami berharap agar setiap komunikasi persuasif yang Anda lakukan dapat berjalan dengan baik serta mencapai sasaran target yang Anda harapkan. Sebenarnya, seluruh teknik diatas dapat anda lakukan dengan mudah, ketika Anda memang benar-benar telah siap untuk menjadi seorang komunikator yang handal. Namun, tidak ada salahnya untuk mencoba teknik-teknik diatas meskipun Anda belum terlalu sering menjadi seorang komunikator.



Daftar Pustaka




Komentar

Postingan populer dari blog ini

ulasan tentang iklan (Beng-Beng ShareIt, Go-Pay, Citra Hazeline)

Ulasan Tentang Iklan   ·         Beng Beng ShreIt Iklan ini menceritakan tentang asyiknya, indahnya berbagi makanan kepada semua orang. Iklan ini menceritakan sepasang remaja yang dimana seorang laki laki sedang menikmati enaknya makan beng-beng, tiba-tiba si perempuan meminta beng-beng dan laki-laki tsb tidak mau memberikan. Karena melihat raut wajah si perempuan, tidak tega lalu memberikan beng-beng shareit dimana beng-beng dalam kemasan dan isi yang lebih banyak, Beng-Beng Shareit dengan harga yang terjangkau dan isi yang lebih banyak kita dapat membagi kebahagiaan, kepada orang banyak dengan memberikan Beng-Beng Shareit. Tujuan : Memberikan kebahagiaan yang sederhana, sama-sama makan B eng-Beng ShareIt dengan berbagai momen bersama orang-orang disekitar kita dan sama-sama merasakan kenahagiaan dan kenikmatan saat makan Beng-Beng ShareIt.   Maksud : Memengaruhi konsumen agar dapat berbagi kebahagiaan mulai dar...

Catatan Akuntansi Kelompok 6

Perseroan Terbatas: Organisasi dan Transaksi Modal Saham 1.       JENIS-JENIS SAHAM DAN KARAKTERISTIK SAHAM ·          Saham Biasa Saham biasa adalah pemilik sebenarnya dari perusahaan. Mereka menanggung resiko dan mendapatkan keuntungan. Apabila kondisi perusahaan jelek maka investor tidak mau menerima deviden atau bisa saja harta investor berkurang, sedangkan pada kondisi sebaliknya apabila perusahaan Baik maka investor akan mendapatkan penerimaan deviden atau hartanya akan bertambah. o    Karakteristik Saham Biasa 1.    Hak suara pemegang saham, dapat memilih dewan komisaris. 2.    Hak didahulukan, bila organisasi penerbit menerbitkan saham baru. 3.    Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan saja. o    Saham Preferen Saham Preferen adalah saham jenis istimewa yang mana pemegangnya mendapatkan hak istimewa dalam pembayaran deviden di...

tenaga kerja nuklir

Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau yang lebih dikenal dengan singkatan PLTN, sudah digunakan teknologinya lebih dari 50 tahun yang lalu. Keunggulan PLTN adalah tidak menghasilkan emisi gas CO2 sama sekali. Selain itu PLTN juga mampu menghasilkan daya stabil yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan pembangkit listrik lainnya. Perlu diketahui juga bahwa bahan bakar uranium yang sudah habis dipakai dapat didaur ulang kembali menghasilkan bahan bakar baru untuk teknologi di masa depan. Indonesia sebenarnya sangat cocok mengembangkan pembangkit listrik ini, sebagai upaya diversifikasi penggunaan pembangkit listrik primer berbahan bakar fosil, seperti batubara, minyak bumi, dan gas alam. Dengan penanggulangan radiasi yang cermat dan berlapis, PLTN dapat menjadi solusi kebutuhan energi listrik yang besar di Indonesia. PRINSIP KERJA PLTN Prinsip kerja PLTN hampir mirip dengan cara kerja pembangkit listrik tenag...